السلام عليكم ورحمةالله وبركاته


Selasa, Februari 16, 2010

Diposting oleh أبوعناية - Abu Inayat


Seorang Ibu meneliti perkembangan otak bayinya sendiri, dengan sebuah alat khusus yang dipasang di kepala sang bayi. Alat itu kemuadian dihubungkan dengan kabel-kabel computer, sehingga dia bisa melihat pertumbuhan sel syaraf otak anaknya melalui layer monitor. Perlu waktu cukup lama untuk menyiapkan semua peralatan tersebut.

Ketika bayinya bangun, dia lalu memberinya ASI. Ketika sang bayi menyusui itulah ia melihat gambar-gambar saraf itu membentuk rangkaian yang indah. Dia terpesona dan berkata, "Oo, begitu menakjubkan!"

Ketika sang bayi sedang asyik menyusui, si bayi berusia sembilan minggu yang bernama Julia itu menendang salah satu kabel computer. Si ibu kaget ,"No!" Karena teriakan ibunya bayi itu kaget, ketika itu si ibu melihat gambar sel syaraf menggelembung seperti balon membesar dan pecah. Kemudian terjadi perubahan warna, yang menandai kerusakan sel.

"Mungkin kesedihan ini hanya saya yang menanggungnya, sebagai ibu dan sekaligus sebagai scientist, saya menyaksikan otak anak saya hancur oleh terikan saya sendiri, ibunya." Demikian diungkapka Lise Eliot, PhD, seorang pakar biologi dan anatomi sel Chicago Medical School ( Amerika Serikat ), dalam bukunya "What’s Going On In there."
Dari peristiwa itu kita bisa belajar, betapa satu teriakan saja bisa menggugurkan sel otak, apa lagi dengan kemarahan terus-menerus?

Marah, kerap dianggap hal yang biasa, baik di rumah maupun di sekolah. Jika anak melakukan kesalahan, dengan kemarahan orangtua serig beharap bahwa si anak lekas mengerti, merubah sikap dan tak mengulangi perbuatannya. Namun penelitian otak terkini menunjukkan, ketika seorang anak dimarahi maka yang terjadi adalah bergugurannya sel otak.

Tak hanya kalau dimarahi. Tatkala marahpun otak seseorang akan mengalami kerusakan, termasuk anak-anak. Dalam darah ada hormone Cortisol yang biasanya meningkat jika dalam keadaan stress atau marah. Jika hormone Cortisol tinggi, itu bisa merusak otak pusat memori. Karena itu orang pemarah bisa menjadi pelupa.

Oleh karena itu, ketika anak marah, untuk mengontrol emosinya disarankan untuk merangkul, memeluk dan mencium atau mengusapnya dengan lembut. Semua sentuhan akan meningkatkan otak untuk memproduksi oksitoksin atau disebut juga love hormone. Jika Oksitoksin diproduksi banyak, maka dapat menekan cortisol sehingga dapat berpikir lagi dengan baik. Oksitoksin dalam hal ini dilpaskan sebagai respons terhadap kontak social, terutama pada skin to skin contact. Hormon ini dilepas setiap kita memeluk anak atau bayi, terutama pada saat menyusui. Karena itu kontak fisik yang teratur dan terus menerus dari orang tua cenderung membuat anak merasa aman dan nyaman.

Marah tidak hanya menggangu otak, namun juga dapat mengubah fungsi organ tubuh. Menurut DR. Mann, brdasarkan penyelidikan ilmiah, marah dapat menimbulkan berbagai perubahan dalam seluruh anggota tubuh, seperti hati, pembuluh darah, perot, otak dan kelenjar-kelenjar dalam tubuh. Seluruh jalan fungsi tubuh yang alamiah berubah pada waktu marah.

Nah, ketika anak melakukan kesalahan, masihkah orang tua memarahi anaknya? Ketika ingin menanamkan hal-hal positif pada anak, mana yang lebih baik: dengan cara marah atau dengan sentuhan kasih sayang?

Ida S Widayanti/ Suara Hidayatullah


26 komentar,:

Didiet mengatakan...

wah..harus hati2 nech....klo merusak sel otak..

RUANG RINDU mengatakan...

Mengamankan keduaxxxx !!!
marah....merusak sel otak? kupikir cuma bisa bikin penyakit kanker ajah.
He3... kantong kering. Marah sambil banting brng pecah belah wew

أبوعناية - Abu Inayat mengatakan...

@Didiet
Betul memang harus hati-hati

@RUANG RINDU
Hak-Hak-Hak... untung kalo sel kantong yang pecah..

mas doyok mengatakan...

iya mas
manage diri makanya jadi penting banget
effect marah saja sudah banyak banget

Ummiega mengatakan...

Mengapa marah konotasinya slalu negatif, ya...

rumah blogger mengatakan...

kalau marah2 sedikit nggak apa2 kan??

sabirinnet mengatakan...

info yg menarik nih, sukses yaa

Terminal mengatakan...

Itu pada bayi, anak kecil, atau juga pada orang dewasa ya Mr? Gawat juga kalau sel/saraf otak yang pecah ga bisa diperbaiki. Bisa jadi RSJ meraja lela..

heru mengatakan...

wah harus hati2 nich ya sobat, thanks ya atas sharingnya

Rizkyzone mengatakan...

kalau aq marah paling cuma diem, itu cara aq marah, jadi g meledak2, kecuali kalau d pancing, kalau aq lagi dalam posisi marah sebaiknya di didiemin aja, g sah d ajak ngomong, marah q akan reda sendiri
Parse Code HTML Ala Mbah Google

Djarum Black mengatakan...

waduh kena gue !!!

antok mengatakan...

wahhh untung saya bukan tipe orang yang suka marahhh

alhamdulillah syukur dechhh

berkunjung dan ditunggu kunjungan baliknya makasih :D
salam sukses

anjrot.com mengatakan...

great info..

munir ardi mengatakan...

Assalamu alaikum Ustadz, kalau marah saya jarang tapi kalau pusing sering

streez-id mengatakan...

untung aku gak pemarah,hehe.,,,
makasih infonya..... :D

Dimas mengatakan...

ternyata marah bisa bikin sel otak berguguran y...hmm...
mas blognya sudah saya follow klo berkenan follow balik y..
o iya tukeran link y, linknya sudah saya pasang tapi masi nofollow, klo berkenan konfirm ya biar bisa dirubah jadi dofollow...
silahkan cek pada huruf A...

J H A W mengatakan...

pengen banget dapat PR ni. sulit banget. mungkin dengan ini akan tambah sukses. trims ya mas atas dofollownya.

Dek Yusron mengatakan...

keren... artikelnya please komen balik ya... di

Kegiatan Sholat Dhuha Di Sekolah Ku

denadnan mengatakan...

berkunjung, mohon komen balik

Jadwal Pertandingan Piala Dunia mengatakan...

marah memang kadang dianggap jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah

donor insemination mengatakan...

nice infonya sob, salam kenal dari q & jgn lupa mampir juga ya

Emmy mengatakan...

It's nice info !

NegeriAds.com Solusi Berpromosi mengatakan...

canggih juga alatnya tu

Marsandre Jatilaksono mengatakan...

Wow nice article akhi... keren euy...

komodo island is the new 7 wonders of the world mengatakan...

alhamdulillah kemarahan saya slalu dapat terkendali kecuali yg menyebabkan kemarahan itu sudah kelewat batas. Makasih pak atas advice nya.
panduan dan tutorial gratis

Document Translation mengatakan...

Mengapa marah konotasinya slalu negatif, Assalamu alaikum Ustadz, kalau marah saya jarang tapi kalau pusing sering

Posting Komentar

Apa pun komentar anda tentang posting di atas
semoga ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala memberikan
pahala lewat komentar anda

Moderasi Komentar sedang OFF

Mengenai Saya

Foto saya
Just Another Guy who care, and share the goodness

About Comment

Recent Comment

Top Komentator


Popular Post