السلام عليكم ورحمةالله وبركاته


Senin, November 02, 2009

Diposting oleh أبوعناية - Abu Inayat

Kemarin seperti biasa saya surfing untuk baca artikel-artikel menarik, sekalian buat nambah ilmu dan wawasan. Dan ternyata saya menjumpai sebuah artikel yang sangat menarik perhatian saya, saya yakin artikel ini bakalan ga disukai oleh kebanyak perempuan khususnyakaum feminis. Isi Artikelnya seperti ini :

Poligami yang benar bisa memperpanjang usia laki-laki dan tidak menekan wanita, tapi justru membuat marah kaum feminis

Hidayatullah.com--Ingin hidup sedikit lebih lama? Carilah istri kedua. Begitu rekomendasi sebuah penelitian yang menemukan bahwa laki-laki yang menikah lebih dari satu kali atau berpoligami, cenderung berusia lebih panjang daripada mereka yang monogami.

Setelah menghitung perbedaan sosioekonomi, ditemukan bahwa pria berusia lebih dari 60 tahun dari 140 negara yang melakukan praktek poligami dalam berbagai tingkatan, rata-rata hidupnya 12% lebih lama dibandingkan dengan pria yang berasal dari 49 negara yang cenderung berbudaya monogami.

Penelitian Virpi Lummaa, seorang pakar ekologi di Universitas Sheffield Inggris, sepertinya menjawab pertanyaan yang cukup membingungkan di dunia biologi manusia, yaitu mengapa laki-laki dan perempuan bisa hidup begitu lama?

Untuk wanita, sudah sejak lama diketahui bahwa faktor pendukungnya antara lain adalah "efek nenek". Di mana wanita yang telah menopause bertahan hidup lebih lama, karena mereka bisa bermain-main, merawat dan memanjakan cucunya, seperti yang ditunjukkan dari hasil penelitian di India.

Untuk laki-laki, sebagian besar peneliti percaya bahwa faktor yang membuat hidup lebih lama sepertinya adalah bersifat fisik, bukan emosional. Tidak seperti perempuan, mereka bisa bereproduksi hingga usia 60-an atau bahkan 70-80-an tahun.

Lummaa dan koleganya Andy Russell ingin mengetahui, apakah ada faktor lain--seperti halnya "efek nenek"--berlaku untuk laki-laki.

Setelah menganalisa data dari 25.000 orang Finlandia pada abad 18 dan 19 yang tidak melakukan kontrasepsi dan hidup dalam aturan gereja Lutheran yang ketat memberlakukan monogami, mereka tidak menemukan jawaban. Tidak ada tanda-tanda "efek nenek" pada pria di sana.

Kemudian mereka mengalihkan perhatiannya dengan membandingkan usia, yaitu antara laki-laki yang berasal dari bangsa-bangsa yang melakukan poligami dengan laki-laki yang berasal dari bangsa monogami. Cakupan penelitian mereka perluas ke 189 negara.

Dengan menggunakan data yang berasal dari WHO, mereka merangking bangsa-bangsa itu dalam skala 1 hingga 4, dari yang sangat ketat melakukan monogami hingga yang sangat poligami. Mereka juga menghitung masalah gizi dan perbedaan lain yang terdapat di antara negara maju dengan negara yang kurang maju, seperti pendapatan nasional dan pendapatan rata-rata perkapita, dan sebagainya.

Jika lamanya usia wanita menjadi alasan pria juga hidup lebih lama, dalam kasus seperti itu, maka penelitian mengatakan bahwa usia pria yang monogami hampir sama dengan pria yang poligami.

Tapi, penelitian itu menemukan bahwa menjadi ayah atas lebih banyak anak dan lebih banyak istri adalah yang menjadi alasan mengapa pria bisa bertahan hidup lebih lama.

Lummaa menyatakan, penelitian yang pernah dipresentasikan di pertemuan tahunan International Society for Behavioral Ecology pada pertengahan Agustus 2008 itu, bukan untuk membuktikan sebuah kebodohan. Mereka memberikan skor rendah untuk monogami karena mereka bekerja melakukan penelitian dengan cara melihat pola pernikahan.

Chris Wilson, seorang pakar antropologi evolusi dari Universitas Cornell, Itacha, New York, menilai penelitian itu memiliki sebuah "hipotesis valid dan perkiraan yang baik."

"Bagi saya tidak mengejutkan jika pria dari lingkungan itu (poligami) hidup lebih lama daripada mereka yang berasal dari lingkungan monogami, di mana jika mereka telah menduda, maka tidak ada lagi yang merawat mereka."

Wanita tidak tertekan

Sementara itu berdasarkan penelitian Angela Campbell, profesor hukum dari Universitas McGill, ditemukan bahwasanya wanita-wanita yang dipoligami tetap memiliki kekuatan.

Campbell, yang dikenal sebagai seorang intelektual sekular yang sangat teliti dan tidak mendukung poligami itu, terjun langsung ke dalam komunitas Bountiful di Kanada yang melakukan praktek poligami. Komunitas yang bermukim di Creston, dekat perbatasan Amerika Serikat itu, terdiri dari sekitar 1.000 orang pengikut Fundamentalist Church of Jesus Christ of Latter Day Saints. Di sana ia melakukan penelitian dan wawancara langsung dengan para wanita yang dipoligami.

"Sebuah tempat yang sangat menarik dan menakjubkan," katanya. "Sangat kompleks. Sangat beragam."

Hasil penelitian yang telah dipublikasikan awal tahun ini tersebut menunjukkan bahwa "wanita-wanita di sana masih memegang otoritas yang cukup besar dalam kehidupan perkawinan mereka, keluarga, dan masyarakatnya." Meskipun tingkatannya tidak selalu sama antara wanita satu dengan yang lain.

Wanita di sana tidak dicuci otaknya, tidak disetir layaknya mesin agar jadi penurut, sehingga harus membutuhkan pertolongan (karena tertekan). Tidak seperti yang digambarkan oleh media, demikian kata Prof. Campbell.

Hasil penelitan Campbell itu menuai kritik, terutama dari kaum feminis, mulai dari reaksi yang ringan hingga penuh kemarahan.

"Saya menerima beberapa email penuh kebencian," kata pakar hukum lulusan Harvard yang menikah dan memiliki beberapa anak itu. [di/ns/np/www.hidayatullah.com]

12 komentar,:

Anonim mengatakan...

Syukran info nya.

Sohra Rusdi mengatakan...

setuju ikhwan

Maria mengatakan...

Thank you for coming to my blog, and I'm sorry I can't read your posts as I don't know your language. But thank you and welcome to my blog. Nice that you are taking good care of your wife!

Seri Bahasa mengatakan...

poligami yang dibenarkan dalam agama kita tidak boleh di amalan dengan sewenang-wenangnya dengan apa alasan walaupun kalau itu dikatakan bisa memanjangkan usia seseorang. ramai lelaki berpoligami kerana alasan mereka ingin mengikut sunnah nabi tapi dari segi hukum agama mereka ini kadang jauh menyimpang, kadang tanggungjawab sebagai suami tidak pernah sempurna.

أبوعناية - Abu Inayat mengatakan...

@gaelikaa : Why dont you try Google Translator now available in Indonesian. And I love my wife so much. Thank you for comming.

@Seri Bahasa : Betul. Walaupun Poligami itu Perintah ALLAH dan Sunnah Nabi. Tapi terkadang masih ada saja yang memanfaat nya untuk tujuan yang tak baik. Syarat utama dari Poligami adalah "ADIL". Bhakan ALLAh Subhanahu Wa Ta'ala lewat Nabinya telah mengancam lelaki yang tak sanggup berbuat Adil terhadap istri-istrinya.

gila.com mengatakan...

syukran infonya ustadz.

Facechan mengatakan...

Wah2.. tapi isa aja tambah bikin pendek umurnya.. gara-gara stress kasih makan istri yg rewel2...

Hehehe....
Nice info... belum pernah denger info yang kayak gini....

SeNjA mengatakan...

uppss,.... saya termasuk yg menentang poligami !!

AD1N mengatakan...

heheh... info yg okenya dan menarik sebagai seorang laki-laki....

Untuk menambah yang ke-dua, saya takut belum bisa menjadi poligami yang benar...

Free movies mengatakan...

Nice blog keep it up

The DeMeet mengatakan...

wuah...oke juga nih infonya...salam kenal ya...

komodo island is the new 7 wonders of the world mengatakan...

wah kalo ini antara percaya dan tdk percaya karena panjang pendeknya usia itu hanya Allah yg menentukan

Posting Komentar

Apa pun komentar anda tentang posting di atas
semoga ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala memberikan
pahala lewat komentar anda

Moderasi Komentar sedang OFF

Mengenai Saya

Foto saya
Just Another Guy who care, and share the goodness

About Comment

Recent Comment

Top Komentator


Popular Post